Kamis, 08 Desember 2016

GOLDEN HONEST



PENERAPAN PROGRAM GOLDEN HONEST DI
SMA/SMK/SEDERAJAT

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Bimbingan Konseling






Oleh :
WINEU NURAENI M.                     152151175
NINDYA DWIMART KUSNADI   152151176
ZULFA MAFATIHATUR R .           152151179
SENDY MAULANA YUSUF          152151180
ANNISA NISTRIA SEPTIANI        152151183
YADI NURJAMAN                          152151215
DWIKI NOER SYA’BAN                152151229



PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SILIWANGI
TASIKMALAYA
2016

       I. PROGRAM INOVATIF DAN KREATIF YANG DAPAT MENINGKATKAN DAN MENGEMBANGKAN PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING

A.    Nama Program   : GOLDEN HONEST
B.     Tujuan Program:
§  Untuk melatih siswa bersikap jujur melalui tindakan nyata agar terbentuk kepribadian positif.
§  Untuk meningkatkan kejujuran siswa.
§  Untuk melatih daya saing siswa di kelas secara sehat.
§  Untuk menumbuhkan rasa percaya diri.
C.    Sasaran        : SMA/SMK/Sederajat.
D.    Metode         :Visual Analitik, Kolaboratif
E.     Proses          :
1.        Pada saat awal proses masuknya sekolah, adanya pemaparan mengenai penggunaan dalam segala bentuk kegiatan proses pembelajaran di dalam kelas, khususnya pada saat ulangan harian ataupun ujian yang menggunakan pengawasan langsung dengan menggunakan CCTV yang langsung tersambung ke monitor yang ada di ruangan BK.
2.        Setiap guru yang akan melakukan ulangan harian ataupun ujian, diharuskan melaporkan waktu, dan tempat ujian kepada guru BK, sehingga guru BK dapat mengatur CCTV sebelum akan digunakan.
3.        Saat akan dilaksanakan ujian, guru memberi tahukan kembali kepada siswa bahwa selama proses ujian akan diawasi langsung dengan CCTV, sehingga segala bentuk kecurangan akan terlihat, dan guru menberikan pengarahan kepada para murid untuk duduk secara berurutan menurut nomor presensi kehadiran di kelas.
4.           Pada saat semua murid sudah duduk berurutan, maka soal ujian bisa dibagikan dan dalam waktu serempak murid dapat mulai mengerjakan soal secara bersamaan.
5.        Jika terdapat murid yang melakukan kecurangan (terlihat langsung oleh guru), maka siswa tersebut akan langsung ditegur, dan diingatkan untuk mengerjakan semua soal ujian dengan kejujuran.
6.        Disaat yang samapun guru BK akan mengawasi proses ujian di ruangan BK dan mencatat nama siswa siapa saja yang melakukan kecurangan, dan nantinya akan dilaporkan ke guru mata pelajaran tersebut.
7.        Pada hari selanjutnya (setelah ujian berlangsung) guru BK akan memanggil nama- nama yang melakukan kecurangan pada saat ujian berlangsung. Guru BK akan memberikan pengenalan mengenai bagaimana akhlaq yang baik itu dapat dipupuk dengan kejujuran. Dan kejujuran saat terjadinya proses ujianpun merupakan salah satu bentuk penerapan akhlaq yang mulia. Guru BK pun akan menjelaskan bahwa nilai itu bukan hal nomor satu yang harus diraih siswa, tetapi penerapan pemahaman materi yang diaplikasikan dengan ahlaq yang mulialah hal yang harus diutamakan. Guru Bkpun harus menekankan kepada siswa, bahwa siswa itu harus dapat mempertanggung jawabkan nilai yang ia dapatkan. Jika nilai ulangan harian bagus (dengan cara yang jujur), maka nilai yang terdapat dalam raportpun dapat dipertanggung jawabkan.
8.        Begitupun seterusnya, setiap siswa yang melakukan kecurangan akan mendapat pembinaan, dari guru BK.
F.     Media Program  : CCTV/ Monitor dan DVR.
G.    Materi Kegiatan: Semua materi pada saat ulangan.
H.    Strategi Kegiatan:
§  Sosialisasi.
Sosialisasi berarti memaparkan informasi kepada siswa pada saat awal proses masuknya sekolah, bahwa segala bentuk kegiatan proses pembelajaran di dalam kelas, khususnya pada saat proses ulangan harian ataupun ujian akan diawasi langsung dengan CCTV yang langsung terhubung ke ruangan BK. Dan setiap akan diselenggarakannya ulangan harian atau ujian, guru mengingatkan kembali hal tersebut kepada para siswa.
§  Pembinaan.
Pembinaan berarti pada saat awal proses masuknya sekolah, semua guru, dan semua staf disekolah mengikuti pembinaan. Pembinaan disini, disesuaikan dengan peran dan kerjanya masing- masing. Misalnya untuk guru BK, yang nantinya akan menjadi monitoring, mendapat pembinaan berupa pengenalan pemakaian perangkat CCTV. Dan pada saat pembinaanpun semua guru harus menyepakati bahwa siswa harus duduk secara berurut berdasarkan nomor presensi, hal tersebut dilakukan untuk memudahkan pencatatan jika ada siswa yang melakukan kecurangan pada saat ujian berlangsung.
§  Penempatan CCTV yang akurat.
Berarti, setiap ruangan di sekolah yang dimaksud minimalnya harus memasang satu buah CCTV di dalam kelas. Penempatan CCTV harus diperhatikan secara baik dan benar, agar segala bentuk kegiatan siswa di kelas terutama semua tempat duduk dapat terpantau dengan jelas oleh CCTV.
I.       Evaluasi:Pada dasarnya evaluasi akan diketahui setelah program dilaksanakan, tetapi jika pendidik menerapkan program ini, maka tujuan pendidikan sendiri dapat terlaksana dengan baik, tentunya dengan nilai kejujuran yang tinggi, sehingga dapat meningkatkan akhlaq yang baik, dan dapat memperoleh nilai sesuai dengan potensi dan kemampuan yang kita miliki.




    II.            II. KASUS DILAPANGAN “ NILAI RAPORT TINGGI TIDAK LULUS SELEKSI PTN”
Pada dNiasarnya nilai raport yang tinggi memang sangat diinginkan peserta didik manapun, tetapi jika dalam prosesnya peserta didik melakukan kecurangan maka itu akan sia-sia saja. Karena potensi akademik peserta didik tidak dapat dilihat dengan nilai raport saja melainkan harus dilihat dari proses peserta didik memperoleh nilai tersebut. Kasus yang sedang marak terjadi ialah banyaknya siswa denga nilai raport yang tinggi gagal dalam seleksi masuk perguruan tinggi negeri. Hal itu terjadi disebabkan faktor ketidakjujuran dalam proses pembelajarannya.
A.       Faktor yang Menyebabkan Siswa Tidak Lulus Seleksi PTN
1.      Nilai yang tertera dalam raport tidak berbanding lurus dengan potensi akademik yang dimiliki
2.      Tidak jujurnya peserta didik dalam memperoleh nilai selama proses pembelajaran
3.      Menjadikan mencontek sebagai kebiasaan
4.      Malas belajar
5.      Tidak percaya diri dalam mengerjakan segala bentuk soal ujian
6.      Menghalalkan segala cara untuk memperoleh nilai yang tinggi
B.       Cara untuk Mengatasi Kasus
1.      Peserta didik harus berusaha bersikap jujur dalam proses meraih nilai
2.      Peserta didik harus lebih rajin belajar
3.      Peserta didik harus dapat mempertanggung jawabkan nilai yang ia raih
4.      Peserta didik harus mampu bersaing secara sehat dengan peserta didik yang lainnya dalam ujian
5.      Peserta didik lebih percaya diri dalam mengerjakan soal ujian, sehingga tidak ada niatan sedikitpun untuk mencontek
6.      Guru harus menanamkan sikap disiplin selama ujian berlangsung.



C.       Mind Maps Kejujuran


 III.            III. LANGKAH YANG HARUS DI TEMPUH SAAT DITUNJUK MENJADI GURU BK
A.    Secara Umum
1.    Memahami situasi kelas dan peserta didik
2.    Sabar
3.    Lebih dekat dengan peserta didik
4.    Tidak pilih kasih
5.    Menjadi contoh yang baik
B.     Berdasarkan Kompetensi Seorang Pendidik
1.    PEDAGOGIK, guru BK harus memahami peserta didik, perancangan pembelajaran dan harus dapat mengevaluasi hasil pembelajaran peserta didik.
2.    KEPRIBADIAN, guru BK harus memiliki kepribadian yang arif, teladan bagi peserta didik, jujur dan sabar
3.    SOSIAL, guru BK harus mampu berkomunikasi dengan peserta didik tanpa cara menggurui
4.    PROFESIONAL, guru BK harus menguasai materi kepribadian dan psikologi untuk memahami peserta didik.